Peringatan keras.


Peringatan keras.

RAGI Kamis 28 Februari 2019 Hari Biasa - Pekan Biasa VII : Sir. 5: 1-8; Mzm. 1: 1-2, 3, 4, 6; Mrk. 9: 41-50.

 Sepekan menjelang memasuki masa Prapaskah, kedua Bacaan Suci hari ini memberi peringatan keras kepada kita. Bacaan Pertama dari Kitab Sirakh mengingatkan kita akan bahaya godaan-godaan berupa hawa nafsu, materi dan kekayaan yang tak terkendali; juga tentang kewaspadaan kita menghadapi semua godaan itu. “Jangan mengandalkan kekayaanmu... Hati dan kekuatanmu jangan kauturut untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsu hatimu! .... Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil, sebab tidak berguna sedikitpun pada hari sial” (Sir. 5: 1, 2, 8).

 Namun, mengingat bahwa manusia itu penuh dengan kelemahan, dan dalam benerapa hal kita jatuh dalam dosa, maka kita diingatkan untuk segera bertobat dan tidak menunda-nunda lagi! “Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau menimbun dosa demi dosa. ..... Jangan menunda-nunda berbalik kepada TUHAN, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. Sebab, tiba-tiba meletuslah kemurkaan TUHAN dan pada saat hukuman engkau dihancurkan” (ayat 5, 7).

Peringatan keras dari Putra Sirakh yang menyampaika Firman TUHAN itu sudah sangat jelas, lugas dan “gamblang” hingga tidak perlu ditafsirkan lagi. Yang jauh lebih penting adalah menindak-lanjuti semua peringatan itu dengan tindakan nyata, yaitu segera bertobat! Jangan suka menunda untuk bertobat! - Coba hal ini kita praktekkan! Sementara dalam perikop Injil YESUS juga mengingatkan kita dengan bahasa yang lebih tegas lagi! YESUS telah mengajarkan agar perilaku kita sebagai pengikut-NYA tidak menyesatkan dan menimbulkan skandal atau batu sandungan kepada orang lain, khususnya anak-anak muda atau bahkan anak-anak kecil!

Dengan tegas YESUS mengingatkan kepada mereka yang sengaja menyesatkan atau menimbulkan skandal dan kebejatan moral terutama kepada anak-anak, maka “lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dibuang ke dalam laut” (Mrk. 9: 42). Lalu YESUS secara jelas menyebut tiga anggota tubuh yang dapat jadi penyebab sebagai batu sandungan, yaitu tangan, kaki dan mata .

YESUS sangat menginginkan agar semua manusia itu selamat dan tinggal bersama BAPA-NYA. Jangan sampai ada yang binasa karena dosa. Maka keselamatan itu harus gigih diperjuangkan terus tanpa mengenal lelah! Karena itu, dengan sangat tegas IA memberi peringatan keras, bahwa kalau tangan atau kaki kita jadi penyebab dosa, sebaiknya dipenggal saja! Lebih baik dengan kaki atau tangan buntung masuk Sorga, dari pada tangan dan kaki utuh tetapi dibuang ke api neraka. Demikian pula dengan mata : “Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan ALLAH dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam” (ayat 47, 48). Kita dapat menjadi batu sandungan bagi sesama, bila kita suka mengklaim diri sebagai pengikut KRISTUS, tetapi perkataan dan perbuatan kita tidak sejalan. Kata dan perbuatan kita bahkan saling bertentangan. Kita juga dapat menjadi skandal bagi orang lain, bila kita suka menetapkan standard bagi orang lain yang melampaui kekuatan tetapi standard yang ringan bagi diri sendiri. Kita menuntut orang lain untuk suka berbagi dan beramal, tetapi diri kita sendiri sangat pelit! - Benarkah kita sering masih menjadi batu sandungan buat orang lain?

 Selain peringatan keras, YESUS juga mengharapkan agar kita memberi bantuan bagi keselamatan orang lain. DIA minta agar kita dapat menjadi “garam” bagi orang lain. “Garam” yang selalu memberikan rasa sedap dalam kehidupan, suasana penuh cinta kasih dan keselamatan. “Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain” (ayat 50b). Riwayat para Kudus sudah membuktikan hal itu, bagaimana dengan diri kita sendiri? Ya YESUS, terangilah aku dengan ROH KUDUS-MU agar aku mempunyai keberanian untuk melawan dan mampu mengendalikan diriku, hingga dapat memancarkan cahaya bagi sekitarku. Jagalah aku agar tidak jadi batu sandungan bagi orang lain. Amin.
Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.

Post a Comment

أحدث أقدم